Kemudianuntuk menambahkan kontak luar negeri adalah dengan kalian yang harus mengetahui kode negara tersebut. Misalnya saja kalian perlu tahu kode negara misalnya saja jika kalian ingin mendapatkan teman luar negeri maka kode negara tersebut adalah (+1) . Berikut contohnya Inggris dengan (+44), Jerman (+49) kemudian Korea (+82), Jepang (+81
Berhasil menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar merupakan suatu pencapaian luar biasa yang bisa membuka banyak peluang untukmu di masa depan. Bagi keluarga yang anggota keluarganya sedang kuliah di luar negeri, tentunya sangat mengharapkan kepulangan mereka segera setelah lulus. Hal ini dapat menempatkanmu dalam situasi yang sulit karena kamu merasa terjebak antara ingin tinggal di luar negeri lebih lama dan mengecewakan keluarga. Sebagai lulusan dari perguruan tinggi di luar negeri, kamu mungkin memiliki banyak kenangan indah selama bertahun-tahun dan ingin tinggal di negara itu lebih lama. Baik itu untuk melanjutkan studi ke tingkat pascasarjana maupun mencari pekerjaan, dapat menjadi pilihan untukmu tergantung di negara mana kamu belajar. Banyak negara yang menyambut pelajar internasional untuk tinggal lebih lama di negaranya, akan tetapi kamu mungkin khawatir apakah orang tuamu akan mengizinkannya. Sebelum memutuskan untuk tinggal lebih lama di luar negeri setelah lulus, ada baiknya kamu membicarakan hal tersebut dengan keluargamu. Berikut adalah 3 hal penting yang harus kamu beritahu orang tua ketika membicarakan keinginan tinggal di luar negeri. 1. Tunjukkan Rasa Sukamu Pada Negara Tersebut Sudah pasti kamu ingin tinggal di luar negeri jika kamu menyukai negara tersebut. Orang tuamu pun tentu sudah nyaman tinggal di negara asal dan akan mempertanyakan kenapa kamu tidak mau kembali. Oleh sebab itu, sangat penting untuk bisa menjelaskan ke orang tuamu betapa kamu menyukai negara yang ingin kamu tinggali dan sudah menganggapnya sebagai rumah. Kamu juga bisa cerita tentang teman-teman barumu, tempat-tempat menarik yang kamu suka kunjungi, dan rencana masa depan yang bisa kamu capai di negara tersebut. Dengan mengetahui kamu memiliki tempat yang dapat membuatmu nyaman dan rencana ke depan yang jelas, orang tuamu dapat merasa lebih tenang walau kamu tinggal jauh dari mereka. 2. Kesempatan Besar Yang Kamu Bisa Raih Di Luar Negeri Kamu tentu memiliki alasan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Orang tuamu pun tentu ingin tahu apa yang ingin kamu lakukan setelah lulus nanti dalam hal pendidikan dan karier. Jika kamu telah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus nanti, jelaskan hal itu kepada orang tuamu serta alasan mengapa itu akan menguntungkanmu. Kamu juga bisa tekankan betapa pentingnya bagi kamu untuk melanjutkan pendidikan tersebut di luar negeri. Kamu mungkin saja memiliki rencana lain untuk meniti karier di negara baru. Kamu bisa jelaskan kepada orang tuamu mengenai jenis pekerjaan yang ingin kamu lakukan beserta alasan. Jika pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang bisa kamu temukan di negara asal, kamu bisa jelaskan juga ke orang tuamu untuk meyakinkan mereka. Jangan lupa untuk memberi tahu orang tuamu mengenai visa yang kamu perlukan serta berapa lama kamu bisa tinggal lebih lama di luar negeri. Selain itu, penting juga untuk membicarakan perihal keuangan dengan orang tuamu, terutama mengenai biaya hidup di luar negeri selama kamu tinggal. 3. Bisa Mengunjungi Orang Tuamu Lebih Sering Walaupun pelajar dikenal memiliki banyak waktu luang, namun tidak dapat disangkal bahwa waktu yang dimiliki sangat terbatas, terutama jika kamu adalah pelajar internasional. Jika kamu mendapat kesempatan untuk bekerja di luar negeri, kamu bisa memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk pulang ke negara asal. Keluargamu tentu akan senang dengan hal ini, terlebih jika kamu hanya berkesempatan untuk pulang beberapa kali semenjak kuliah. Sebagai contoh, jika kamu lulus dari salah satu universitas di UK dan berhasil mendapat pekerjaan di sana, rata-rata cuti yang bisa kamu peroleh adalah selama hari dalam setahun. Tentunya, sangat memungkinkan untuk melakukan perjalanan pulang ke rumah orang tuamu lebih dari sekali dalam setahun. Berhasil lulus dari perguruan tinggi di luar negeri pastinya menjadi kebanggan tersendiri, terlebih jika kamu bisa tinggal lebih lama di negara tersebut. Akan tetapi, wajar bila orang tuamu ingin agar segera kembali pulang dan mungkin tidak menyetujui rencanamu. Dengan memberi alasan yang jelas kepada orang tuamu mengapa kamu ingin tinggal lebih lama dan juga kamu punya kesempatan lebih banyak untuk mengunjungi mereka dibanding sewaktu kamu masih kuliah dulu, bisa membuat percakapanmu dengan orang tuamu menjadi lebih mudah. Masih belum yakin apa yang ingin kamu lakukan setelah lulus? Yuk simak kumpulan artikel mengenai kehidupan pasca kuliah. BACA JUGA TIPS MEYAKINKAN ORANG TUA UNTUK KULIAH DI LUAR NEGERI MAU KULIAH DI LUAR NEGERI? KULIK DULU BIAYANYA DI SINI! INGGRIS LUNCURKAN VISA KERJA HIGH POTENTIAL INDIVIDUAL
Hmmm hampir dipastikan SIM (Surat Ijin Merantau) dari orang tua nggak bakalan keluar. Tips pertama yang bisa kamu lakukan adalah coba susun secara rinci alasan dan tujuan kuliah di luar negeri itu apa saja. Seberapa besar urgensinya sehingga tujuan kuliah di luar negeri menjadi sebuah mimpi yang kuat. Sampaikan Secara Perlahan Kepada Orang Tua - Pengangkatan anak di luar anak kandung bisa dilakukan. Secara hukum hal tersebut disebut adopsi yang dikuatkan berdasarkan keputusan pengadilan negeri. Disadur dari berdasarkan Perpres No. 96 Tahun 2018, seorang anak dapat menjadi anggota keluarga orang tua angkatnya dengan status hubungan dengan kepala keluarga adalah "anak". Selanjutnya, nama ayah/ibu kandungnya tetap tercantum dalam kolom nama ayah dan ibu. Artinya data data pada akta kelahiran si anak benar, tidak boleh ada penyesuaian atau harus terjadi. • Cara Mengurus Pencatatan Pengangkatan Anak atau Adopsi di Disdukcapil Jika anak sudah terdaftar dalam KK dan memiliki Nomor Induk Kependudukan NIK, selanjutnya dapat dibuatkan akta kelahiran dengan nama orang tua kandung tetap tercantum dalam akta tersebut. Jika telah terbit penetapan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap mengenai adopsi anak tersebut, maka wajib dilaporkan kepada Dinas Dukcapil setempat. Berdasarkan laporan tersebut pencatatan sipil selanjutnya membuat catatan pinggir pada kutipan akta kelahiran dan register akta kelahiran. Catatan pinggir merupakan keterangan bahwa anak yang namanya tercantum dalam akta kelahiran telah diadopsi oleh orang tua angkatnya. Selanjutnya anak-anak yang telah dilakukan melalui proses-proses pemikiran yang telah diatur dalam Pasal 47 Perpres No. 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil maka secara administrasi kependudukannya sudah ada. Sehingga dalam KK hubungan Kepala Keluarga dengan anak angkat adalah sebagai “anak”, dengan nama orang tua kandung tetap tercantum dalam kolom nama orang tua. Selanjutnya, Pasal 6 PP No. 54 Tahun 2007 dijelaskan bahwa orang tua angkat wajib pertama angkat mengenai asal usul dan orang tua kandungnya. Hal ini juga sesuai dengan UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No .23 tahun 2022 tentang Perlindungan anak, pada Pasal 27 bahwa anak berhak mengetahui asal usulnya sejak dilahirkan. • Nama-Nama Bayi Perempuan yang Cocok Lahir di Bulan Ramadhan 2022 Versi Islam Sanksi Adopsi Anak Secara Ilegal Mendaftarkan anak angkat sebagai anak kandung adalah pelanggaran hukum. Dipastikan, ada data saat pencatatan sehingga dapat berindikasi pidana. Pasal 94 UU No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU. No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan bahwa bagi siapa saja yang melakukan tindakan elemen data penduduk diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp75 juta. * Untukmeyakinkan orang tua atas keberatan kuliah di luar negeri yang jauh maka anda atau sang anak bisa meyakinkan bahwa anda akan dalam kondisi baik selama menuntut ilmu di luar negeri dan dapat menjaga diri dengan baik. 2.Biaya Pendidikan Yang MahalTahap Persiapan Sobat pembaca, sebelum memulai proses mendapatkan orang tua angkat, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama, pastikan bahwa Sobat memiliki niat yang tulus dan benar-benar ingin memiliki orang tua angkat. Kedua, perbanyaklah mencari informasi tentang program orang tua angkat yang ada di negara-negara tujuan. Informasi Program Orang Tua Angkat Ada beberapa negara yang menyediakan program orang tua angkat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia. Setiap negara memiliki persyaratan yang berbeda-beda, seperti usia minimal, pendidikan, dan latar belakang keluarga. Oleh karena itu, Sobat harus benar-benar memahami persyaratan tersebut sebelum memulai proses mendapatkan orang tua angkat. Persiapan Dokumen Setelah memahami persyaratan program orang tua angkat, persiapkan dokumen yang diperlukan, seperti paspor, sertifikat kelahiran, surat keterangan sehat, dan surat rekomendasi dari pihak sekolah atau universitas. Pastikan dokumen-dokumen tersebut sudah lengkap dan sesuai dengan persyaratan. Proses Mendapatkan Orang Tua Angkat Setelah semua persiapan selesai dilakukan, Sobat dapat memulai proses mendapatkan orang tua angkat. Berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan 1. Mencari Program Orang Tua Angkat Cari program orang tua angkat yang sesuai dengan keinginan dan persyaratan Sobat. Setelah menemukan program yang sesuai, lakukan pendaftaran dan kirimkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. 2. Menunggu Seleksi Setelah mendaftar, Sobat harus menunggu proses seleksi. Biasanya, proses seleksi meliputi wawancara dan tes tertulis. Pastikan Sobat siap menghadapi proses seleksi tersebut. 3. Memilih dan Bertemu Orang Tua Angkat Jika Sobat lolos seleksi, Sobat akan diberikan kesempatan untuk memilih dan bertemu dengan calon orang tua angkat. Pastikan Sobat memilih orang tua angkat yang cocok dengan keinginan dan persyaratan Sobat. 4. Persiapan dan Pemulangan Setelah memilih orang tua angkat, persiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum keberangkatan, seperti visa dan tiket pesawat. Jangan lupa untuk meminta bantuan orang tua angkat dalam proses pemulangan ke negara asal. Kesimpulan Sobat pembaca, mendapatkan orang tua angkat di luar negeri bukanlah hal yang mudah. Persiapan dan proses yang harus dilakukan membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Namun, jika Sobat memiliki niat yang tulus dan benar-benar ingin memiliki orang tua angkat, tidak ada yang tidak mungkin untuk diwujudkan. FAQ 1. Apa manfaat memiliki orang tua angkat di luar negeri? Manfaat memiliki orang tua angkat di luar negeri antara lain dapat memperluas jaringan sosial, meningkatkan kemampuan bahasa, dan memperluas wawasan tentang budaya dan kebiasaan di negara lain. 2. Apakah program orang tua angkat di semua negara sama? Tidak, program orang tua angkat di setiap negara memiliki persyaratan dan proses yang berbeda-beda. Sebaiknya Sobat mencari informasi yang akurat dan terbaru sebelum memulai proses mendapatkan orang tua angkat. 3. Apa saja dokumen yang harus disiapkan untuk mendapatkan orang tua angkat? Dokumen yang harus disiapkan antara lain paspor, sertifikat kelahiran, surat keterangan sehat, dan surat rekomendasi dari pihak sekolah atau universitas. 4. Berapa lama proses mendapatkan orang tua angkat? Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan orang tua angkat berbeda-beda tergantung dari program yang dipilih dan proses seleksi yang dilakukan. Biasanya, proses ini memakan waktu beberapa bulan hingga satu tahun. 5. Apakah mendapatkan orang tua angkat gratis? Tidak, program orang tua angkat biasanya memiliki biaya yang harus ditanggung oleh peserta. Biaya tersebut meliputi biaya pendaftaran, biaya transportasi, dan biaya akomodasi selama tinggal di negara asing. Originally posted 2022-08-06 233800. Check Also Cara Mendapatkan Senjata Terkuat Dynasty Warrior 5 Memperoleh Senjata Terkuat Dynasty Warrior 5 Hello Sobat pembaca, Dynasty Warrior 5 merupakan salah satu …
Meminta Izin Orang Tua ke Luar Negeri Saya banyak menerima curhatan dari para pembaca, tentang sikap orang tua yang menentang habis-habisan keinginan mereka untuk hijrah ke luar negeri dan jadi au pair. Tidak ada yang salah dengan luar negerinya, yang dianggap salah adalah tujuan sebagai au pair. Tidak dipungkiri, au pair memang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Belum lagi saat tahu kalau au pair tugasnya membersihkan rumah dan mengurus anak. Wah, posisi au pair betul-betul akan disamakan dengan pembantu. Meskipun sudah dua kali jadi au pair dan tiga tahun tinggal di luar negeri, saya juga tetap menghadapi kendala luar biasa, terutama soal restu orang tua. Karena ayah saya sudah tidak ada, jadi persoalan izin tentunya harus dibicarakan ke ibu. Jujur saja, ibu saya termasuk orang tua yang cukup konservatif dan tidak terlalu berharap saya hijrah ke luar negeri. Untuk sampai diizinkan ke luar negeri pun, saya sampai harus tangis-tangisan dan kena hinaan dulu. Hehe. Saat mengurus dokumen jadi au pair ke Belgia, ibu saya masih membantu membiayai urusan visa di Jakarta. Tapi saat akan ke Denmark, saya sengaja untuk tidak meminta bantuan sepeser pun karena jelas tahu tidak akan diperbolehkan. Jeleknya, saya ini anaknya keras kepala dan nekad. Niatnya dulu memang tetap akan pergi, meskipun tidak diizinkan yang ini jangan ditiru!. Bayangkan saja, tidak hanya ibu, keluarga besar saya dari pihak ibu ikut campurnya juga keterlaluan. Dari nenek, tante, sampai om, semuanya merendahkan keinginan saya ini. Beruntung sekali, masih ada beberapa keluarga dan teman yang tetap mendukung saya hijrah ke luar negeri. Kembali ke topik! Jadi sebenarnya, saya mengerti betul mengapa para keluarga Indonesia menentang habis-habisan niat kita menjadi au pair keluar negeri. Selain tidak ada statusnya, orang tua kadang mentah-mentah menelan makna au pair sebagai TKW. Padahal pengalaman jadi au pair is far from being a maid dan mereka tidak tahu saja enaknya jadi au pair. Beruntunglah kalian yang memiliki orang tua free-minded yang membebaskan si anak memilih sendiri jalan hidupnya. Sayangnya, banyak juga impian anak terhempas gara-gara terhadang restu orang tua. Lalu bagaimana meyakinkan orang tua agar diperbolehkan ke luar negeri barang satu sampai dua tahun? 1. Ganti kata-kata au pair dengan exchange culture Saya jarang sekali menggunakan kata-kata au pair untuk menjelaskan status saya di Eropa ke orang-orang di Indonesia. Mengapa? Karena dijelaskan sedetail mungkin pun percuma, mereka tidak akan mengerti. Boro-boro mengerti, yang ada malah kita direndahkan. Jadi, daripada repot-repot menjelaskan pengertian au pair ke orang-orang terdekat, baiknya mengganti kata-kata tersebut dengan ajang pertukaran budaya. Bukankah tujuan utama memang pertukaran budaya dengan keluarga angkat? 2. Tekankan kalau au pair ini sifatnya sponsorship Orang tua pasti akan bertanya-tanya bagaimana keuangan kita selama di luar negeri. Bukan apa, kadang ada juga orang tua yang melarang karena merasa tidak punya uang membiayai si anak. Jelaskan saja ke orang tua kalau au pair ini sebenarnya berbeda dari jenis pertukaran budaya yang diadakan banyak tempat kursus di Indonesia. Sebenarnya, kitalah yang harus membayar ke keluarga angkat kalau ingin tinggal di rumah mereka. Tapi, au pair sifatnya sponsorship, artinya kita tidak perlu membayar apapun lagi untuk tinggal, kecuali biaya visa dan tiket pesawat jika ada, karena semua sudah ditanggung. Lebih bagus lagi kalau dapat keluarga royal yang bersedia membiayai tiket pesawat hingga biaya kursus, artinya kita bisa menjelaskan kalau going overseas is almost free! 3. Au pair juga tujuannya belajar Satu hal yang kamu mesti tekankan ke orang tua, au pair tujuannya adalah belajar bahasa. Selain bertukar budaya, si au pair juga wajib mengikuti kursus bahasa setempat sebagai bagian dari exchange culture itu sendiri. Dengan begini, orang tua juga sedikit lega karena mendengar si anak akan menempuh pendidikan meskipun hanya sebatas short course. Jangan lupa sekalian beri tahu kalau kita bisa juga mendapatkan sertifikat selepas lulus ujian bahasa. Jadi status kita di luar negeri hampir bisa disamakan dengan para mahasiswa yang kuliah di sana. 4. Kamu boleh kerja part-time Jangan duluan menceritakan au pair itu sebenarnya pekerjaan yang mewajibkan kamu menjaga anak dan bersih-bersih rumah host family. That's totally wrong! Agar orang tua lega kamu bakalan baik-baik saja di negara orang, kita juga mesti menekankan kalau au pair ini sifatnya fleksibel. Jadi selain pertukaran budaya dan belajar bahasa, kita juga boleh mengambil kerja paruh waktu yang gajinya lumayan untuk uang jajan. Pekerjaan ini bisa dimulai dari merawat bayi, mengasuh anak, jadi guru bahasa, ataupun tukang masak keluarga. Tegaskan ke keluarga kalau pekerjaan ini hanya maksimal 5-6 jam, jadi tidak perlu khawatir akan disamakan dengan pembantu. 5. Jalan-jalan dan bersosialisasi Selain ke-4 penjelasan di atas, kamu juga boleh meyakinkan orang tua kalau au pair bisa jadi kesempatan kamu untuk berkeliling Eropa atau Australia dengan biaya yang super murah. Bayangkan kalau kamu menetap di Indonesia, meskipun harus menabung, entah beberapa tahun kemudian baru bisa kesana. Iya, kalau betul-betul kejadian. 6. Kesempatan melanjutkan pendidikan Banyak sekali, lho, mantan au pair yang meneruskan pendidikan mereka hingga S2 setelah masa au pair selesai. Cara ini bisa kamu manfaatkan juga untuk meyakinkan orang tua sekiranya mereka belum juga bisa percaya. Katakan saja kalau kamu memang punya mimpi sekolah keluar negeri sekaligus membanggakan mereka. Cari beasiswa, saingannya banyak. Jadi, siapa tahu selesainya au pair ini, kamu bisa mencari cara masuk ke kampus favorit dengan tabungan hasil au pair. Kampus di Belgia, Jerman, ataupun Prancis menawarkan uang kuliah yang cukup terjangkau bagi mahasiswa yang sekolah dengan mengambil kelas bahasa setempat. Sementara Norwegia, masih memberlakukan uang kuliah gratis bagi seluruh kewarganegaraan yang berniat sekolah disana. 7. Pengalaman dan motivasi Yakinlah, faktanya, banyak juga orang tua yang tetap keukeuh dengan jalan pikiran mereka sendiri dan melarang anaknya jadi au pair. Meskipun sudah dijelaskan sampai mulut berbusa sekali pun, banyak orang tua yang berusaha tutup telinga dan bersikeras menyuruh anaknya stay di Indonesia. Kalau sudah begini, kamu tetap harus berkepala dingin dan santai menghadapi mereka. Jangan saling lempar emosi hingga harus tangis-tangisan seperti saya dulu. Huhu. Walau bagaimana pun, komunikasi yang baik juga perlu. Orang tua juga bisa diyakinkan kalau au pair bisa dijadikan pengalaman yang HANYA akan didapatkan oleh anak-anak muda seumur kita. Jadi jangan takut kalau kita akan pergi jauh, karena toh hanya satu hingga dua tahun. Jelaskan juga kalau kita bisa berhemat, uang saku dari kerja paruh waktu sebagai au pair bisa ditabung dan dimanfaatkan untuk berinvestasi di Indonesia. Jumlahnya memang tidak banyak, namun setidaknya pola pikir dan mental kita bisa terbentuk jika tinggal mandiri di negara orang. Gaes, saya juga percaya restu Tuhan adalah restu orang tua. Tapi yakinlah dan ikuti kata hati, kita juga berhak mengejar mimpi dan cita-cita. Jangan sampai "tameng" restu orang tua menghadang impian kita meraih masa depan. Berdoa saja semoga hati orang tua dilembutkan dan semoga kesempatan jadi au pair adalah hal terbaik bagi kita.
Hanyasaja, kebanyakan mereka tidak mengerti bagaimana cara kuliah di negara orang tersebut, terlebih untuk mendapatkan beasiswa. Di bawah ini beberapa cara selengkapnya: 1. Hindari Rasa Ragu. Hal pertama yang sangat penting untuk dilakukan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri adalah dengan menghindari rasa ragu.Mentoring Beasiswa Online – Jika kuliah ke luar negeri adalah salah satu goal jangka pendekmu, maka akan lebih baik jika dipersiapkan sedini mungkin. Banyak hal yang mungkin sudah dipersiapkan entah dari jurusan kuliah, negara, biaya kuliah, biaya hidup, belajar bahasa, atau bahkan mencari info beasiswa. Eits, tapi jangan sampai dari banyak hal tersebut, justru kamu melupakan satu hal yang sangat penting yaitu mendapatkan restu orang tua. Bagaimanapun, restu orang tua adalah restu Tuhan. Semua orang yang sukses tak luput dari orang-orang yang mendoakannya. Sudahkah kamu mendapatkannya? Jika belum dan masih bingung bagaimana cara meyakinkan kedua orang tua agar mengijinkan kita kuliah di luar negeri, baca artikel ini sampai selesai ya! Baca juga Panduan Beasiswa MancanegaraKuliah di Korea Selatan? Daftar Beasiswa KGSP Aja!Kuliah S1 Gratis di Inggris? Daftar Beasiswa Jardine 2022 Aja!Beasiswa S-1 di Hong Kong Baptist University, Yuk Daftar!Mahasiswa Seni, Saatnya Kuliah di Korea Selatan dengan K’ARTS Korea 2021Beasiswa GIST Scholarship untuk kuliah S2 S3 di Korea Selatan Susun Rencana Hidup Secara Jelas Meraih impian berkuliah di luar negeri tentu membutuhkan effort yang tidak mudah, sehingga memiliki tujuan yang jelas menjadi hal yang sangat krusial. Jangan sampai tujuannya tidak jelas seperti karena gengsi, ikut-ikutan saja, atau cuma pengen aja. Hmmm, hampir dipastikan SIM Surat Ijin Merantau dari orang tua nggak bakalan keluar. Tips pertama yang bisa kamu lakukan adalah coba susun secara rinci alasan dan tujuan kuliah di luar negeri itu apa saja. Seberapa besar urgensinya sehingga tujuan kuliah di luar negeri menjadi sebuah mimpi yang kuat. Sampaikan Secara Perlahan Kepada Orang Tua Setelah motivasi dan tujuan sudah jelas, coba dekati mereka dan bicarakan hal tersebut secara berkala. Maksudnya, jangan dadakan atau egois, misalnya, “Pokoknya maunya lanjut studi di luar negeri. Titik.” Hindari bersikap seperti itu, saat menyampaikan, lebih baik posisikan diri kamu dari sudut pandang mereka. Agar orang tuamu pun bisa berpikiran yang sama dengan apa yang kamu ungkapkan. Memberi Gambaran Prospek Kerja yang Bagus Jika ingin kuliah di luar negeri, kamu tidak cukup mengatakan bahwa, misalnya “Aku ingin jadi ahli matematika saja”. Kamu juga harus jelaskan bagaimana potensi profesi yang kamu inginkan tersebut di masa depan, seberapa luas lapangan pekerjaan yang tersedia nantinya jika kamu menjadi lulusan di bidang tersebut, dan jelaskan pula keunggulan kampus yang kamu inginkan dibandingkan kampus yang ada di dalam negeri. Misalnya, meskipun Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sudah memiliki tempat tersendiri di Indonesia, tapi karena kamu ingin beberapa langkah berada di depan, kamu ingin kuliah di Amerika Serikat. Alasannya, karena Amerika punya kurikulum STEM Science, Technology, Engineering, and Math yang bisa jadi acuan standar pembelajaran MIPA terkeren sedunia. Lalu, coba pikirkan lagi, apa sih tujuan kamu kuliah sampai ke luar negeri? Apakah karena prospek kerja yang cemerlang? Kalau iya, inilah saatnya menyampaikannya kepada orang tua. Tidak hanya prospek kerja namun kesempatan mengembangkan karier yang lebih luas, bukan tidak mungkin kamu akan mendapatkan tawaran pekerjaan bergengsi di luar negeri bukan? Tapi tetap saja, memberi janji yang muluk-muluk juga diikuti dengan usaha keras agar tidak mengecewakan mereka. Menunjukkan Sikap Bahwa Kamu Bertanggung Jawab Tips meyakinkan orang tua selanjutnya adalah menunjukkan bahwa kamu bisa dipercaya dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Tunjukkan bahwa kamu tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan bebas yang ada di luar negeri. Yakinkan pada orang tua bahwa kamu pergi merantau hanya ingin fokus mengenyam pendidikan. Jika kamu bisa menunjukkan sikap demikian, maka orang tua akan berusaha yakin dan menyetujui kemauanmu. Tak hanya itu saja, kamu juga harus tunjukkan bahwa kamu bisa bertanggung jawab mengurus dirimu sendiri selama di sana. Yakinkan orang tua bahwa kamu memang bisa dipercaya dalam segala hal. Mengubah image buruk yang dimiliki selama ini juga penting seperti sikap bergantung pada orang lain yang terlalu berlebihan, plin-plan, dan manja. Meminta Bantuan Teman yang Dipercaya Orang Tua untuk Membantu Meyakinkan Bisanya dengan adanya second opinion, maka orang tua akan lebih bisa mempertimbangkan keinginanmu. Hal ini sebenarnya tak hanya mencakup urusan keinginan untuk kuliah di luar negeri saja tetapi juga mencakup hal-hal lainnya. Jika kamu memiliki teman atau kerabat yang opininya selalu dipercaya oleh orang tua, maka tak ada salahnya meminta bantuan kepada mereka untuk membujuk orang tuamu. Jika pilihan untuk kuliah di luar negeri dinilai tidak masuk akal oleh orang tuamu, opini dari kerabat atau temanmu akan membuat mereka berpikir bahwa pilihanmu sebenarnya tidak seburuk itu. Mulai Tunjukkan Persiapan yang Sudah Kamu Lakukan Sejauh ini apa saja yang sudah kamu persiapkan, apakah kamu sudah begitu gigih mencari info beasiswa, mencari tau estimasi biaya hidup, dan giat belajar? Kalau belum, segera lakukan Pastikan dulu kemampuan bahasa Inggris kamu sudah mumpuni, kalau belum, jangan khawatir karena kamu bisa belajar bahasa Inggris secara online di Program Kursus Bahasa Mulailah dengan meningkatkan kemampuan percakapan bahasa Inggris di Kursus Speaking Lalu, perdalam lagi persiapan kamu untuk tes IELTS secara online di sini Kursus Ielts Online. Semakin baik persiapan yang kamu lakukan, semakin besar peluang restu orang tua kamu dapatkan. Apalagi setelah kamu mengikuti kursus persiapan kuliah di luar negeri di University Preparation English Course. Beri Waktu untuk Orang Tua Berpikir Setelah kamu menyampaikan keinginanmu untuk kuliah di luar negeri, kamu tidak bisa langsung meminta jawaban secara terburu-buru. Jangan pernah memaksa mereka buat langsung atau segera kasih jawaban karena jika demikian kamu malah tidak akan pernah diberikan izin. Kamu harus memberikan waktu kepada orang tua untuk berpikir, misalnya menunggu beberapa jam atau beberapa hari supaya mereka bisa berpikir dengan tenang dan akhirnya memberikan keputusan. Sampaikan juga bahwa kamu siap jika mereka masih punya pertanyaan atau hal-hal lain yang ingin disampaikan di lain hari supaya bisa menambah pertimbangan mereka. Jika kamu terlalu memaksa orang tua dalam memutuskan hal penting seperti ini secara tergesa-gesa, kemungkinan kecil kamu akan diberikan izin untuk kuliah di luar negeri. Namun, jika kamu bisa belajar bersabar dan menunggu tak menuntut kemungkinan bahwa kamu akan diperbolehkan untuk kuliah di luar negeri. Oleh karena itu, berikanlah waktu untuk orang tuamu berpikir. Meskipun jangka waktunya mungkin cukup lama, namun optimislah bahwa kamu akan mendapatkan jawaban seperti apa yang kamu inginkan selama ini. Semangat!V DATA AYAH (orang tua angkat) 36. Nomor Induk Kependudukan (NIK) 37. Nomor Kartu Keluarga (Nomor KK) 38. Nomor Paspor 39. Nama Lengkap 40. Tempat/Tanggal Lahir Tgl Bln Thn 41. Alamat di Luar Negeri : 42. Alamat di Indonesia RT RW Kode Pos Telepon a. Desa/Kelurahan c. Kab./Kota b. Kecamatan d. Propinsi 43. Agama/Kepercayaan 1. Islam 2. Kristen What is the American English word for ""orang tua angkat""?More "Adopsi dan Pengasuhan" Vocabulary in American EnglishExample sentencesAmerican EnglishI am an adoptive parent; all three of our kids are to say ""orang tua angkat"" in American English and in 45 More fogadó szülőCastilian Spanishel padre adoptivo o la madre adoptivaItalianil genitore adottivoGermandas AdoptivelternteilBrazilian Portugueseo pai adotivoSwedishen adoptivförälderTagalognag-ampon na magulangVietnamesengười nhận nuôiBritish Englishadoptive parentMexican Spanishel padre adoptivo o la madre adoptivaEuropean Portugueseos pais adotivosOther interesting topics in American EnglishReady to learn American English?Language Drops is a fun, visual language learning app. Learn American English free more words like "adoptive parent" with the DropsDrops Courses .