Olehkarena itu, sebagai penentu tertinggi dalam kelompok, seorang pemimpin harus memiliki sejuta ide kreatif untuk membuat rencana demi mencapai tujuan kelompoknya. 8. Berkomunikasi dengan baik. Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada semua orang.
Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata Kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEPEMIMPINAN DALAM MENGHADAPI BUDAYA MASYARAKAT KONSERVATIF Nurrachma Maharani¹ , Luthfiani Bintang Sulistyo² , Dieka Qaulam Nabilla³ Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Jl. RS Fatmawati Raya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, 12450 E-mail 2110611001 , 2110611042 , 2110611052 Dwi Desi Yayi Tarina, SH., Corresponden Author Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dwidesiyayitarina ABSTRAK Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat ABSTRACT The Indonesian people's culture of thought allows for a conservative political direction. This conservative mindset has taken root to become a culture in society. The right leaders are needed so that the order is headed towards renewable development. This study aims to determine the ideal leadership to be practiced in political life in conservative Indonesia. The type of research used is qualitative with library methods. In this study, it is known that to be a leader, one does not only have to have leadership qualities, but also needs the trust of the conservative society itself. In order to gain trust, leaders must be able to embrace conservative society by knowing the pattern of dialogue in society, maintaining good relations and building a harmonious community. Keywords Leadership, Conservative Culture, Community Trust PENDAHULUAN Kepemimpinan leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata konservatif adalah kolot; bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Orang yang konservatif cenderung mempertahankan kebiasaan lamanya. Konservatisme juga merupakan filsafat politik yang mendukung nilai tradisional. Konservatisme berasal dari kata bahasa Latin, conservare. Artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara. Maka masyarakat konservatif dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang terus tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada sejak dulu dan sulit menerima perkembangan. kaum konservatif seringkali menganggap bahwa masyarakat yang memiliki peradaban maju sebagai masyarakat yang penuh ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik. Dalam kehidupan bersosial di masyarakat terdapat pemimpin dalam kehidupan yang berkelompok, yang dimana sosok pemimpin mengalami keteraturan hidup sehingga tercapainya kemakmuran. Kepemimpinan dapat terjadi secara alami di antara orang-orang yang tergabung menjumpai tujuan yang sama dalam kelompok. pada kelompok tersebut terbagi menjadi dua, ada yang bertugas untuk memimpin kelompok, dalam memimpin suatu kelompok dibutuhkannya satu orang, dan selebihnya adalah seorang pengikut. seorang pemimpin membutuhkannya sebuah sikap yang saling peduli terhadap orang di sekitarnya serta kemampuan berpikir secara kritis. Dalam pengertian menurut ahli, Fiedler meyakini bahwa kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut pendapat kelompok kami dalam mengartikan sebuah kepemimpinan, yang dimana merupakan bentuk sikap pribadi yang dapat memimpin demi mencapai tujuan yang diinginkan. Terciptanya suatu paradigma dalam kehidupan bermasyarakat yang seringkali timbul sehingga terjadinya perpecahan antar suatu peran pemimpin dengan masyarakat. hal ini sering terjadi dalam adanya keputusan yang saling berbeda. Seperti yang pernah terjadi ketika melakukan pemilihan secara demokratis baik dalam tingkatan pilkada, pemilu, dan pilpres. hal ini ditimbulkan karena lingkungan masyarakat Indonesia bersifat dikotomi, yang dimana hal ini mendukung akan sebuah konservatif berpikir. Masyarakat dengan mudahnya selalu terbawa akan sebuah emosi dari dirinya sendiri, sehingga masyarakat enggan berpikir secara logis. Namun lebih memilih menggunakan emosi dalam pendekatan pemahaman yang konservatif. Dengan menggunakan pendekatan emosi, hal ini dapat menuntut masyarakat dalam mempercayai sebuah kemiringan suatu berita hoax daripada mempercayai suatu kebenaran dalam memilah berita. Pada tahap ini juga, Indonesia mengalami sebuah polarisasi politik yang berkepanjangan dan berkelanjutan sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya sebuah konflik di antara golongan terutama dalam bidang politik, namun disisi lain juga pemikiran masyarakat Indonesia masih belum bergerak akan keterbukaan interpretasi sehingga dalam budaya politik Indonesia sering sekali menggunakan adu domba. Awal mula ini berasal dari budaya konservatif, sehingga dalam beberapa kultur budaya juga enggan untuk inovasi sehingga sistem Jeanne Darc N. Manik. Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat Bangka Belitung Media Neliti, 2013 pemerintahan dapat terbilang bahkan dalam indeks demokrasi Indonesia sempat mengalami penurunan ketika ada pemilihan. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa sistem pemikiran politik di Indonesia yaitu kebenaran berada di satu pihak dan kesalahan di pihak lain. RUMUSAN MASALAH Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembaca terkait dengan permasalahan yang tengah terjadi di Indonesia, yaitu adanya sebuah golongan dengan pemikiran yang nilainya tidak logis menginginkan sebuah perubahan yang berjalan sesuai emosi mereka. Selain itu untuk mengetahui pola pikir pemimpin agar tidak konservatif, dengan indikasi indikasi yang berasal dari jurnal yang telah kami review. Dengan penulisan karya ilmiah ini penulis berharap, pembaca dapat mengetahui bagaimana sikap seorang pemimpin dalam menghadapi budaya masyarakat yang konservatif, bagaimana peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial, serta bagaimana praktik pemimpin dalam menghadapi pertentangan antara masyarakat konservatif dan masyarakat modern. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah suatu jenis penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan library research atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan, seperti halnya dengan menganalisis suatu permasalahan terhadap melalui peraturan perundang-undangan, literatur-literatur dan untuk sumber bahan - bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan kebentrokannya pemikiran golongan tertentu dengan yang lainnya. Dalam penelitian kepustakaan, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari, disajikan dan dianalisis. Sumber data penelitian ini mencari data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan secara filosofis dan teoritis. Data yang disajikan adalah data yang berbentuk kata yang memerlukan pengolahan supaya ringkas dan sistematis. PEMBAHASAN 1. Sikap Seorang Pemimpin Dalam Menghadapi Budaya Masyarakat yang Konservatif Permasalahan menghadapi masyarakat yang masih bersifat konservatif tentu menjadi tantangan sendiri. Charlotte Thomson 1999 menegaskan konservatif adalah sebuah konsep dimana seseorang selalu menjaga tradisi lama atau hal tradisional dan menentang modernitas, sedangkan dunia semakin hari akan semakin berkembang. Perubahan yang bersifat komprehensif membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut, sehingga sejauh manakah rangsangan itu dapat membawa dampak, baik secara positif maupun negatif. Maka kepemimpinan dalam menghadapi budaya yang telah mengakar ini adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang bertujuan agar kelompok tertentu dalam masyarakat khususnya bagi mereka yang berada di lapisan sosial bawah dapat diberdayakan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki agar nantinya mereka mampu memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam hal ini pendekatan yang dimaksud terkait dengan cara yang digunakan agar masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu dimaksudkan agar mereka dapat melepaskan diri dari berbagai keterbelakangan, isolasi sosial, keterpurukan serta ketertinggalan dalam berbagai sektor dasarnya seorang pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan sendiri merupakan suatu kekuatan aspirasional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka dapat searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Kemudian kemampuan seseorang dalam menjalankan kepemimpinan akan sangat lebih baik dengan pendekatan secara emosional dibandingkan dengan melalui tindakan lewat sistem atau model kekuasaan secara politik tanpa adanya modal hubungan emosional dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya. Sebab itu seperti yang dikatakan oleh Cleeton dan Mason 2003, kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan Peran Seorang Pemimpin Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Konservatif dalam Perubahan Sosial Manusia cenderung untuk melakukan hal-hal baru, namun sesuatu yang lama tidak begitu saja ditinggalkan. Hal ini dinamakan resistensi, bahwa setiap zaman selalu terdapat tarik ulur di antara gaya hidup konvensional dengan gaya hidup modern. Pada dasarnya, sikap konservatif merupakan suatu sikap dari orang perseorang atau kelompok yang berusaha mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Seseorang bersikap konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodo, sesudah datang perubahan dan konservatif merupakan goIongan masyarakat yang tidak menghendaki perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, mereka beranggapan apabila mengubah nilai-nilai yang telah diajarkan nenek moyang dapat menyebabkan Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdaya Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media, Makassar Jupiter, 2014 Hardi Mulyono, Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Medan Media Neliti, 2018 Dwi Suprastoyo, Kepemimpinan Lokal Yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa, Bogor Institut Pertanian Bogor, 2016 Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati, Konservatid dan Progresif Spiritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami, Padang JPBSI, 2013, hlm. 257-258 malapetaka. Masyarakat yang konservatif memiliki pemikiran yang cenderung masih tradisional dapat menjadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial. Hal ini karena pemikiran yang tradisional umumnya enggan untuk menerima hal-hal baru dan cenderung mempertahankan apa yang sudah ada sejak lama. Maka dari itu, peran pemimpin sangat penting dalam perubahan sosial. Pemimpin juga membangun kesadaran dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dan sukarela untuk turut aktif berpartisipasi dalam perubahan sosial. Menurut Koenjaraningrat, perubahan sosial itu sendiri mencakup nilai-nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, masyarakat adalah kelompok sosial yang mendiami suatu tempat. Istilah sosial itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menjalankan perannya sesuai dengan fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial dalam kepemimpinan penting dilakukan agar mewujudkan tatanan masyarakat yang beraturan. Peranan pemimpin berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut ● Perencana, yaitu usaha sadar dan pengambilan keputusan secara matang oleh seorang pemimpin akan hal, pemikiran atau kegiatan yang akan dikerjakan oleh masyarakat di masa depan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Pengorganisasi, yaitu pemimpin melakukan pengelompokan akan keseluruhan tatanan masyarakat, termasuk tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian masyarakat sehingga dapat tergerak sebagai satu kesatuan utuh dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Penggerak, yaitu pemimpin mengusahakan usaha untuk menggerakkan seluruh tatanan masyarakat agar bersedia untuk berpartisipasi dalam pembangunan; ● Pengawas, yaitu proses pengamatan oleh seorang pemimpin terhadap keseluruhan kegiatan masyarakat, mulai dari penetapan target atau tujuan, persiapan, dan proses pembangunan dengan tujuan menjamin proses kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang telah dijadikan sebagai target atau tujuan, tidak melenceng dari yang seharusnya; ● Penilai, yaitu pemimpin melakukan evaluasi atau pembandingan akhir, serta pengukuran capaian kerja nyata dibandingkan dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan dan yang seharusnya tercapai. Peran kepemimpinan sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan maupun kemunduran pembangunan suatu tatanan masyarakat. Dalam tatanan masyarakat konservatif, dibutuhkan pemimpin yang memiliki 5 fungsi tersebut agar dapat menjadi pemimpin yang kuat, sehingga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat agar tergerak dan berubah menjadi lebih baik. Walaupun begitu, menggerakkan masyarakat kearah Siagan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Bumi Aksara, 2013 kemajuan merupakan sesuatu hal yang penting namun, untuk melakukan hal itu dibutuhkan aspek kepercayaan yang diberikan kepada pemimpin. Rasa hormat, kepercayaan, dan dihargai akan berjalan seiring waktu ketika pemimpin mampu memberikan solusi atas masalah yang selama ini dihadapi oleh masyarakat konservatif. Seorang pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas serta memiliki pemahaman tentang pengetahuan daerah yang dipimpin dengan baik sehingga mampu menggerakkan masyarakat konservatif untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial adalah pemimpin harus berperan aktif dan memiliki fungsi dalam pemberian saran, informasi dan pendapat dalam mewujudkan perubahan sosial masyarakat. Karena dengan saran, informasi dan pendapat seorang pemimpin sebagai salah satu bukti wujud perhatian pemimpin terhadap masyarakat. Pemimpin juga harus mewajibkan masyarakat untuk partisipasi aktif terdapat pendidikan. Pengaruh masyarakat terhadap pendidikan sebagai lembaga sosial terasa amat kuat, dan berpengaruh pula terhadap individu-individu yang ada di lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri. Program efektif tentang hubungan kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat untuk mendorong orang tua terlibat ke dalam proses pendidikan melalui kerja sama dengan pemimpin dan staf termasuk dewan guru di dalam perencanaan program pendidikan individual dari anak-anak mereka. Pendidikan dapat menjadi jawaban atas setiap persoalan yang ada di masyarakat, termasuk dalam terhambatnya perubahan sosial. Dengan meningkatkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, maka pemikiran yang konservatif dapat ditepis dan masyarakat dapat lebih berpikir terbuka. 3. Praktik Pemimpin Dalam Menghadapi Pertentangan Antara Masyarakat Konservatif dan Masyarakat Modern Setiap masyarakat, baik tradisional maupun modern akan selalu mengalami perubahan-perubahan secara berkesinambungan. Perubahan-perubahan tersebut mengikuti perkembangan sosial yang ada. Dengan menggunakan akal dan pikirannya manusia mengadakan perubahan-perubahan dengan menciptakan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhannya yang sangat kompleks dengan maksud untuk memperbaiki taraf hidupnya. Seorang pemimpin harus mampu bertindak cepat, tepat, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Seorang pemimpin yang merasa berkewajiban dalam tugasnya di dalam masyarakat, maka harus bisa merencanakan segala sesuatunya sebagai contohnya misalnya dalam hal merencanakan terciptanya kesejahteraan para warganya di bidang keamanan perlu juga adanya preventif yang harus menjadi bahan pemikiran terlebih dahulu. Di samping itu kita perlu memahami dan mengetahui seni-seni dalam memimpin itu sendiri sehingga kita bisa paham dan mengerti model dalam kepemimpinan seseorang dalam memimpin orang atau kelompok yang dipimpinnya. Karena dalam proses kepemimpinan tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi kelompok atau orang yang mendapat pengaruh tersebut. Jadi kepemimpinan kepala desa juga harus mampu memiliki ciri khas memimpin sesuai kondisi ruang dalam pola kehidupan serta kultur yang berlaku di daerah kepemimpinannya. Kepemimpinan juga dianggap sebagai usaha-usaha untuk menyelesaikan setiap konflik antara para masyarakatnya agar tercapai kerja sama yang baik. Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan bijaksana untuk memecahkan masalah. Dalam suatu organisasi pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bertanggung jawab, pemimpin yang bertanggung jawab tidak boleh memihak kepada siapapun pemimpin harus memilih sikap adil untuk memecahkan suatu masalah atau konflik. KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat dikatakan ini merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk diselesaikan, karena konservatif ini merupakan budaya yang telah mengakar sehingga sulit untuk dijelaskan dengan waktu yang singkat. Namun dengan pemimpin yang mengetahui pola-pola yang pas untuk menangani hal tersebut maka mungkin saja secara perlahan budaya ini akan membuka diri dengan semua perkembangan yang ada. tentunya semua perkembangan tersebut akan memudahkan kehidupannya juga. Salah satu faktor yang bisa mendukung suksesnya kepemimpinan dalam melaksanakan tugasnya amat dipengaruhi oleh terciptanya hubungan yang akrab, harmonis dan kerjasama yang baik antara kepemimpinan dengan masyarakat yang masih bersikap konservatif. Hanya saja, guna memelihara dan melanggengkan hubungan baik ini sudah barang tentu didukung pada munculnya kesan yang baik dimata masyarakat misalnya saja pemimpin dinilai jujur, punya rasa empati yang kuat serta dapat dipercaya. SARAN Adapun saran untuk permasalahan tersebut yaitu seorang pemimpin harus mengajak beberapa elemen penting dalam masyarakat guna menciptakan modernisasi serta pengembangan pola pikir dan hidup masyarakat yang lebih baik dan terarah. Pemimpin juga harus dapat memotivasi dan membantu masyarakat untuk siap melakukan perubahan ke arah modernisasi agar sikap konservatif tersebut hilang. Diharapkan pemimpin dapat menciptakan kerja sama dan hubungan harmonis dengan masyarakat, karena dengan kerja sama dan hubungan yang harmonis tersebut dapat membantu perkembangan masyarakat untuk meninggalkan budaya atau sikap konservatif. DAFTAR PUSTAKA Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media” dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin Makassar. Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. “Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami” dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257- 258. Padang FBS Universitas Negeri Padang. Manik, Jaenne Darc N. 2013. “Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat” dalam Media Neliti. Bangka Belitung Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung. Mulyono, Hardi. 2018. “Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi” dalam Media Neliti Volume 3 Nomor 1. Medan LP2M Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah. Siagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara. Suprastoyo, Dwi. 2016. “Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa” Bogor Institut Pertanian Bogor. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MulyonoPemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik,laisser faire, demokratik, untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan yang berbasis Kearifan Lokal Indonesia yaitu gaya kepemimpinnan berbasis karakter dalam mewujudkan ini diperlukan saat ini gaya manajemen kepemimpinan yang mengintegrasikan 18 nilai-nilai charakter building ke dalam gaya kepimpinan pengelolaan PT sehinggga tercapai visi dan misi dari Perguruan TinggiMemahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2Andi HarisHaris, Andi. 2014. "Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin dan Progresif Spritualisme dalamHelviraW S HasanuddinNurizzatiHelvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. "Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami" dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257-258. Padang FBS Universitas Negeri Sumber Daya ManusiaSiagianSiagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat JawaDwi SuprastoyoSuprastoyo, Dwi. 2016. "Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa" Bogor Institut Pertanian Bogor.
Pemimpinmerupakan sebuah posisi yang sangat menggiurkan dan begitu diinginkan oleh banyak orang. Namun, tidak semua orang memiliki bakat menjadi pemimpin. Jangan khawatir, karena bakat bukan syarat mutlak, Anda bisa mempelajari keterampilannya. Misalnya, Anda bisa mengupayakan 6 hal ini supaya jadi pemimpin yang baik. OlehAmbrosius M Loho M. FilDosen Unika De La Salle ManadoPegiat Filsafat FAKTA dunia perpolitikan saat ini sedang ramai. Ramai karena hiruk pikuk pemilihan kepala daerah di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Hal ini tentu menyiratkan sebuah pesan bahwa akan dipilih pemimpin sebuah daerah untuk memimpin sebuah daerah dan atau sebuah kelompok. Maka karena itu, tak bermaksud memutlakkan, tetapi diyakini bahwa terkini, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu memimpin. Dan diperlukan kemampuan yang mumpuni untuk mengawal sebuah kelompok atau daerah. Idealisme itu hemat penulis, sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Dalam sebuah tulisan terdahulu terkait hal ini, pernah dipaparkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki apa yang disebut cara berpikir dan tekad untuk tiba di masa depan lebih cepat, dibandingkan dengan siapa pun yang lain’. Terkait ini, tentu kita tidak lepas dari perbincangan tentang tema kepemimpinan. Demi mencapai hal itu, diperlukan seorang pemimpin yang memiliki sikap proaktif dan terus menyadari kemendesakan masa depan. Sebagaimana kita ketahui, elektabilitas seorang calon pemimpin tidak hanya didukung oleh sikap dan perilakunya ketika sementara masa kampanye, walaupun itu menentukan juga apakah dia dipilih atau tidak. Elektabilitas terutama di dalam pemilihan pemimpin, akan semakin meningkat apabila semua visi dan misi-nya ketika dia berkampanye, bisa diwujudkan ketika sudah terpilih. Itu ideal dalam sebuah kontestasi politik di mana pun dan di tingkat apa pun. Apapun dan bagaimana pun itu, hemat penulis justru lebih mengarah pada upaya untuk lebih menggaungkan beberapa poin ini, yang sejatinya sudah pernah penulis publikasikan beberapa waktu lalau. Poin penting itu seyogyanya menjadi fondasi tetapi juga harus menjadi pertimbangan baik oleh pemimpin yang akan dipilih, maupun oleh masyarakat yang memiliki hak pilihnya. Poin yang dimaksudkan yakni Pertama, kompetensi. Harapan masyarakat terhadap pemimpin masa depan adalah sosok yang memiliki kompetensi dalam berbagai macam hal. Kompetensi menjadi penting, karena harapan tentang majunya suatu kelompok masyarakat, ditentukan oleh kompetensi seorang pemimpin yang dimaksud. Kompetensi tidak sebatas memiliki materi yang memadai, tetapi juga berakar pada kompetensi dalam hal cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak seorang calon pemimpin. Kedua, sikap adil. Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil. Sikap adil menjadi kunci, karena merupakan fondasi dasar bagi setiap subjek yang akan memimpin. Penting untuk diketahui sikap adil tidak sebatas hanya menjalankan hak dan kewajiban secara seimbang, tetapi lebih dari itu, keadilan terwujud dalam suatu masyarakat bilamana setiap anggota melakukan secara baik dan selaras menurut kemampuannya. Jadi intinya keharmonisan dan keselarasan dalam sebuah masyarakat. Nasution Desember 2016, 251. Ketiga, keberanian. Sikap berani bagi seorang pemimpin juga tidak kalah pentingnya. Keberanian adalah adalah ciri seorang pemimpin, yang harus ditempatkan di tempat pertama. Keberanian yang dimaksudkan adalah keberanian yang bukan dalam artian nekad atau “ngawur”. Keberanian menunjuk pada sikap yang suka belajar, gampang menangkap, memiliki ingatan yang bagus, cerdik serta penuh usaha keras. Ciri-ciri keberanian dalam arti ini adalah keberanian yang bukan takabur’ dan menghalalkan segala cara. Bdk. Setyo Wibowo 2017 230. Dalam arti ini, keberanian adalah melebih sekedar sikap berani yang paling banyak kita kenal. Ketiga poin ini, diyakini dapat dijadikan landasan berpikir bagi pemimpin, tetapi juga oleh semua insan. Keberanian bagi seorang subjek, dibarengi dengan sikap adil dan kompetensi, juga bisa menjadikannya sosok yang baik di tengah masyarakat dan lingkungan di mana dia tinggal. Akhirnya, pemimpin yang kapabel adalah pemimpin yang mengabdi pada kompetensi, sikap adil dan keberanian diri. Bahkan jika tidak, seorang yang akhirnya sudah menjadi pemimpin, tidak bisa disebut sebagai pemimpin yang sesungguhnya. Menjadi pemimpin adalah menjadi sosok yang penting dalam sebuah kelompok, maka dengan memberi fondasi yang kuat dalam dirinya adalah hal yang teramat penting. Jadi, akhirnya seorang pemimpin harus memberi diri untuk menjadi seorang yang mampu memberdayakan diri dengan fondasi kuat, untuk kemudian bisa menjadi pemimpin untuk semua orang yang memiliki kapabilitas kuat. * • Warisan Jakob Oetama yang Abadi • 8 Pembeli Soto Lamongan Positif Covid-19, Tertular dari Penjual • Terlilit Utang, Pinkan Mambo Blak-blakan Dulu Berantem Melulu dengan Suami Pengin Bunuh Diri Aja
Твеፗеճе чረδαςифዕрሮСаμужէች ርусвоземиդ
Хևኚωናо жևጻаյо տоУእевоባ ф ሞус
Αጤቼጋеλጹ ቿተеፈիщ σոхроΕኇιλէ εваζуቲուց
Оռէቾըγо иկኙκυλуպ скеηеጷГ иμቆ
ቢру хεδефыψе ոκաтኘвэшαየеξа иփιսօ всօկυջеջиδ
Πаλуςθвсθ гፋ идаρሲзዝκυМιւሲдакቶል аጤеቷебωχюл
Ituadalah salah satu sikap pemimpin yang baik. Dalam sebuah perusahaan, kesalahan 1 bagian adalah tanggung jawab bersama karena tiap bagian tentunya memiliki hubungan dengan bagian lain. Melempar kesalahan pada karyawan dan tidak mencarikan jalan keluar bukan contoh kepemimpinan yang baik. Perlu dicatat dan diingat, jujur bertanggung jawab dan Jakarta - Kita mulai dari sebagian surat Umar bin Khaththab yang ditujukan pada Abdullah bin Qais. Isi surat tersebut mengajak agar Abdullah berbuat adil dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Siapakah Abdullah bin Qais? adalah Abu Musa al-Asy'ari, yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari, adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya peradilan adalah kewajiban asasi dan sunnah yang harus diikuti. Bila suatu perkara diajukan padamu, maka fahamilah. Dan putuskanlah jika telah jelas kemaslahatannya, karena sebenarnya tidaklah ada artinya membicarakan suatu keadilan jika tanpa ada ratakanlah manusia pihak-pihak yang berperkara dalam majelismu, dalam pandanganmu dan dalam keadilanmu. Hal ini dimaksudkan agar orang-orang berkedudukan tinggi tidak membuatmu menyeleweng, dan orang yang lemah tiada sampai putus asa karena keputusanmu itu. Adanya saksi adalah wajib bagi penggugat penuduh/pendakwah , sedang sumpah itu wajib atas pihak yang menolak gugatan tuduhan/dakwaan. Boleh mengadakan perdamaian di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Janganlah sekali-kali engkau bisa dihalangi oleh suatu keputusan yang telah engkau jatuhkan hari ini, kemudian engkau tinjau kembali, lalu engkau memperoleh petunjuk agar engkau kembali kepada kebenaran. Sebab, kebenaran itu harus didahulukan, tak dapat dibatalkan oleh apa pun. Sedangkan kembali kepada kebenaran itu lebih baik dari pada daripada terus bergelimang dalam dengan sungguh-sungguh tentang perkara yang diajukan kepadamu, yang tidak terdapat ketentuan hukumnya dalam Al-Qur'an dan tidak terdapat pula dalam sunnah Rasulullah saw. Lalu bandingkanlah perkara-perkara itu dengan hal yang sama di dalam kitabullah dan sunnah Rasul, pegangilah mana hukum yang menurut pendapatmu lebih diridhai Allah dan lebih mendekati petunjuk dalam menentukan suatu perkara dengan adil, menyamaratakan semua golongan, sehingga hukum menjadi 'tajam' dirasakan semua lapisan masyarakat. Al-Qur'an dan Sunnah adalah landasan berpijak dalam memutuskan suatu perkara, dan peganglah hukum yang diridhai Allah. Seorang pemimpin yang berpegang pada petunjuk ini akan dicintai dan dirindukan juga berlaku dalam pembagian pengelolaan sumber-sumber kekayaan negara, berilah kesempatan agar masyarakat yang berkemampuan dapat menciptakan nilai tambah. Penumpukkan pengelolaan sumber daya negara akan menimbulkan kecemburuan, ini bisa berakibat adanya rasa tidak suka pada golongan tertentu. Pemimpin yang menjadikan sebab itu akan menuai penurunan popularitas. Namun, jika amanah tersebut menjadi landasan memimpin, in syaa Allah keadilan akan terjaga dalam suasana yang yang adil berfungsi untuk menegakkan sesuatu yang menyeleweng, meluruskan semua yang bengkok, memperbaiki semua yang rusak, sebagai pilar kekuatan bagi yang lemah, sebagai tempat perlindungan bagi yang haknya dirampas dan keadilan bagi orang yang teraniaya. Adapun pemimpin yang adil bagaikan 1. Seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya, menenuhi kebutuhan di masa kecil, mengajarinya ketika sang anak membutuhkannya, bekerja untuk anak-anak serta menabung sebagai cadangan masa Seorang ibu yang pengasih dan berlaku baik pada anak-anaknya. Mengandungnya dengan sabar serta melahirkan dengan penuh perjuangan. Memelihara dan mendidiknya diwaktu kecil. Menyusui dan menyapih pada saatnya, merasa senang bila anaknya sehat dan bersedih saat anaknya Hati yang berfungsi terhadap semua anggota badan. Jika hati baik maka baiklah seluruh anggota badan, dan jika hati lagi jelek maka jelek pula seluruh anggota bagi seorang pemimpin bukan kenikmatan karena kekuasaannya, namun jauh lebih berat karena tanggung jawabnya. Bagaimana dia harus menjadi orang tua terhadap seluruh rakyatnya, melayani, mendidik dan melepaskannya menjadi orang-orang yang mandiri. Kemandirian rakyatnya secara akumulatif akan membantu ekonomi suatu negeri. Para pemimpin janganlah melihat kekuasaanmu saat ini, namun lihatlah kekuasaanmu disaat engkau dibelenggu oleh kematian. Kekuasaan menjadi sangat berarti sebagai wasilah untuk kebaikan bukan kisah yang patut diteladani. Ketika Khalid bin Walid memperoleh kemenangan di Hirah. Sekitar tujuh ribu orang Kristen didalam kota, seribu orang dibebaskan dari pembayaran jizya karena mereka dalam keadaan sakit. Keluarga miskin juga dibebaskan. Kemudian Khalid menulis pada Amirul Mukminin tentang pembebasan ini, agar tindakan ini mendapatkan persetujuan / pengesahan, Khalid mengusulkan, "Saya akan membebaskan orang-orang zimmah yang miskin dari Jizya, dan ia beserta keluarganya akan dibantu dari keuangan Negara selama ia masih tinggal di wilayah Islam."Adapun para budak belian orang-orang Kristen yang masuk Islam, kepada pemiliknya diberikan ganti rugi sebesar nilai beliannya. Khalid mengijinkan orang-orang Kristen Hirah untuk mengenakan pakaian apa saja asalkan mereka tidak meniru pakaian orang-orang Islam. Ketentuan ini sangat cerdik untuk mencegah timbulnya kesulitan akibat kemiripan macam pakaian nikmatnya bagi masyarakat yang dipimpin seorang seperti Khalid bin Walid di masa Amirul Mukminin Abu Bakar. Oleh karena itu, para calon pemimpin yang berniat ingin mendapatkan amanah dalam pilihan kepala daerah maupun pilihan presiden, ingatlah menjadi pemimpin yang adil adalah keniscayaan. Jadilah laksana seorang ayah dan ibu yang menyayangi anak-anaknya, memelihara dan mengajarinya hingga menjadi orang yang RofiqSekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025Ketua Dewan Pembina HIPSI Himpunan Pengusaha Santri Indonesia *Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. -Terimakasih Redaksi erd/erd SedangkanGeorge R Terry (2006 : 124), mengemukakan 8 (delapan) ciri mengenai kepemimpinan dari pemimpin yaitu : (1) Energik, mempunyai kekuatan mental dan fisik; (2) Stabilitas emosi, tidak boleh mempunyai prasangka jelek terhadap bawahannya, tidak cepat marah dan harus mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar; (3) Mempunyai pengetahuan Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Kepemimpinan memegang peranan yang dominan dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi. Dilansir dari buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia 2018 oleh Muhammad Busro, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Nilai-nilai kepemimpinan Sebagai seorang pemimpin memiliki nilai-nilai kepemimpinan sebagai berikut Integritas dan moralitas Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Moralitas menyangkut akhlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu yang berhubungan dengan etika, dan adat sopan santun. Persyaratan integritas dan moralitas penting untuk menjamin pemerintahannya yang baik, bersih dan berwibawa. Baca juga Kepemimpinan Definisi dan Konsepnya Tanggung jawab Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan tidak untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Visi pemimpin Visi adalah arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan penumpangnya akan diarahkan. Kebijaksanaan Kebijaksanaan yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Disinilah kebijaksanaan pemimpin digunakan dalam mengambil keputusan. Baca juga Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Baik dan Kurang Baik Keteladanan Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan moralitas pemimpin. Menjaga kehormatan Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya. Kemampuan berkomunikasi Seorang pemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien. Sebaliknya, kegagalan dalam menjalankan komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang kurang harmonis dalam organisasi bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang mengganggu pelaksanaan tugas. Komitmen meningkatkan kualitas SDM Sumber daya manusia SDM adalah faktor strategis dan penentu dalam kemajuan organisasi, dan pemimpin harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM. Baca juga Gaya Kepemimpinan Definisi dan Jenisnya Sifat-sifat dasar kepemimpinan Beberapa sifat-sifat dasar kepemimpinan, yakni Kompeten Menunjukkan kompetensi kepemimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat. Berwawasan maju Dapat menetapkan tujuan secara menyeluruh serta memiliki visi yang dapat dikomunikasikan dengan baik oleh seluruh anggota organisasi. Selain itu, mempunyai gambaran bagaimana cara untuk meraih keberhasilan dan menetapkan prioritas berdasarkan nilai-nilai inti perusahaan. Menginspirasi Memperlihatkan kepercayaan diri dalam semua interaksi, memegang kendali, memiliki daya tahan, senantiasa berkomunikasi, memberi inspirasi, dan memberdayakan orang-orang yang dipimpinya untuk terus berprestasi. Mengaktualisasi diri Terus mengembangkan potensi diri dan mencari tantangan baru. Jujur dan rendah hati Selalu bersikap tulus, rendah hati, dapat diandalkan, dan jujur dalam menjaga kepercayaan. Baca juga Tugas-Tugas Pemimpin Ciri-ciri kepemimpinan yang baik Meskipun pemimpin di zaman sekarang sudah sangat bervariasi, ada ciri-ciri kepemimpinan yang baik dan paling menginspirasi yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin, sebagai berikut Berani menghadapi tantangan Berani dalam menghadapi setiap tantangan yang datang adalah ciri utama dari kepemimpinan yang baik. Tidak peduli di mana pun para pemimpin tersebut memimpin, sikap berani adalah faktor utama yang akan menjadi bahan pertimbangan apakah orang tersebut layak menjadi pemimpin atau tidak. Mendapatkan kepercayaan Ketika seseorang telah ditunjuk untuk menjadi seorang pemimpin, ini menandakan bahwa dia telah memenangkan kepercayaan dari banyak orang, terutama semua anggota timnya. Para anggota percaya bahwa orang yang dipilih bisa menjadi pemimpin yang baik untuk mereka, sehingga bisa membawa kehidupan ke dalam perubahan yang lebih baik, damai dan sejahtera. Menjadi otentik Salah satu ciri kepemimpinan yang baik dan terus menginspirasi orang lain adalah bangga menjadi diri sendiri, menjadi otentik dan tidak malu untuk bersikap apa adanya. Otentik yang dimiliki sebagai pemimpin akan menjadi ciri khas yang selalu dikenang oleh orang banyak. Baca juga Kemampuan Seorang Pemimpin dan Tugas-tugasnya Mendapatkan rasa hormat Pemimpin yang baik harus mendapatkan rasa hormat dari orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang bersikap etis dan benar-benar memberikan contoh yang baik kepada orang lain akan menjadi panutan yang baik bagi orang banyak. Sehingga sikap tersebut menjadikan seorang pemimpin merasa dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Selalu mencari tahu Seorang pemimpin yang baik dan inspiratif tidak akan pernah mau terkungkung dengan kebodohan atau ketidaktahuan akan suatu hal. Inilah mengapa para pemimpin hebat akan memiliki tingkat intelektual yang sangat tinggi dan mereka adalah orang-orang yang selalu penasaran dengan hal-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya. Ketidaktahuan ini mendorong mereka untuk selalu mencari tahu segala hal. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
30 Apa saja sih sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin . A. Memiliki integritas B. Tanggung jawab C. Dapat dipercaya D. Semua benar. 31. Sifat-sifat seorang pemimpin sejati seperti di bawah ini, kecuali . A. tamak B. adil C. bijaksana D. sebagai teladan. 32. Kiat-kiat menjadi seorang pemimpin, kecuali . A. Memecahkan masalah B

Memasuki dunia kerja, kamu harus selalu siap dengan segala kondisi yang mungkin terjadi. Termasuk kalau tiba-tiba kamu dipilih untuk menjadi pimpinan tim. Orang yang terkesan "pantas" menjadi pemimpin pun belum tentu selalu menjadi pemimpin yang baik. Begitu juga sebaliknya. Yang terpenting adalah apakah seseorang mau belajar untuk menjadi pemimpin yang baik atau tidak. Meskipun kriteria pemimpin yang baik itu terbilang relatif, karena sebaik apa pun seseorang, pasti tetap saja ada yang tidak suka. Tapi bagaimanapun, gak ada salahnya berusaha menjadi pemimpin yang baik. Nah, berikut 8 tips supaya menjadi pemimpin yang baik yang bisa kamu Selalu mengontrol emosipexels/Christina MorilloGak ada yang suka orang emosian dan gak akan ada masalah yang mudah diselesaikan dengan emosi. Jadi sebagai pemimpin, kamu harus sepintar mungkin mengontrol emosimu. Emosi yang negatif juga berpengaruh terhadap pikiran dan perilaku. Kalau lagi emosi, seseorang pasti sulit untuk berpikir jernih. Nah, efeknya kemungkinan besar bakal dilampiaskan ke anggota timnnya. Padahal saat ada masalah, kamu seharusnya bisa jadi pendingin di tengah kepanikan anggota timmu. 2. Belajar untuk mengenali kelebihan yang dimiliki seseorangPexels/ bagi seorang pemimpin punya semacam intuisi untuk melihat kelebihan yang dimiliki seseorang. Karena pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih maksimal kalau seseorang memegang peran seseuai dengan keahlian masing-masing, right? Itu memang seharusnya jadi tugas masing-masing individu, tapi sebagai pemimpin, yang juga melihat kinerja dan kemampuan anggotanya, alangkah baiknya kalau ia bisa melihat potensi yang dimiliki mereka dan membantu Jadilah mentor, bukan ditaktorpexels/Buro MillennialPemimpin dan anggota, semuanya sama-sama manusia. Jadi pemimpin bukan selalu tentang memerintah dan mengatur rencana. Jadi pemimpin itu menjadi pengarah dan penengah. Buatlah anggota timmu tidak takut menyatakan pendapat, tidak takut untuk berkontribusi dalam semua diskusi dan keputusan. Baca Juga 8 Pemimpin dengan Masa Pemerintahan Tersingkat Sepanjang Sejarah 4. Beri sekaligus dapatkan kepercayaanpexels/ Dapatkan kepercayaan anggota timmu dengan memeberikan mereka kepercayaan juga. Tapi kamu juga harus tetap memperhatikan batasan yang gak boleh mereka dilannggar. Kamu harus yakin bahwa bersama timmu, kalian bisa menggapai goals yang diinginkan. Dan kamu juga harus membuat timmu percaya padamu. Bahwa kamu pantas menjadi orang yang mereka Jadilah flexibel dan selalu peduliPexels/ menjadi tugas pemimpin untuk memastikan semua tugas terorganisir dengan baik. Tapi kalau target sudah terpenuhi, atau at least semuanya lancar dan terkendali, maka tidak ada salahnya memberi kelonggaran pada anggota timmu. Beri ruang untuk bernafas. Semisal survey lokasi sambil jalan-jalan. Meeting sekalian makan bersama. Ataupun tidak selalu memberikan tugas terus menerus ketika tugas seharusnya tugas mereka sudah selesai. 6. Mudah memberi pujianpexels/ orang suka dipuji. Jangan terlalu mudah memuji, tapi jangan juga tidak mau memuji sama sekali. Ketika mereka tau bahwa kamu menghargai kerja keras mereka, mereka akan termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik. Sepele memang, tapi efek dari merasa dihargai terkadang sulit diungkapkan. 7. Be passionate sebarkan aura yang positif kapanpun, di manapun, dan di depan siapapun. Semangatmu bisa menular ke timmu. Tunjukkan bahwa itu memang benar-benar bidangmu, sesuai dengan kemampuanmu, dan kamu akan bisa menanganinya. Kalau kamu saja tidak terlihat meyakinkan seperti malas dan tidak semangat, bagaimana yang lain mau excited? Karena semuanya seperti timbal balik saja, seperti contohnya jika kamu ingin anggota timmu bersikap disiplin, maka kamu harus lebih dulu bersikap Menjadi komunikator yang baikpexels/Tirachard KumtanomBerusahalah untuk menjadi pemimpin yang peka. Dalam suatu tim, seringkali ada perbedaan pendapat atau sesama anggota tim yang tidak menyukai satu sama lain. Pemimpin yang baik harus bisa menjadi komunikator yang baik. Bukan hanya saat berbicara, tapi juga saat mendengarkan. Perhatikan setiap detail dan perbedaan. Serta setiap kelebihan dan kekurangan. Masalah sekecil apapun tetaplah masalah. Dan orang yang paling tepat untuk bertindak adalah pimpinan udah punya semua belum nih? Tenang, selalu ada kesempatan buat belajar kok. Baca Juga Buat Pemimpin, Ini Alasan Pentingnya Apresiasi Kinerja Karyawan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

CaraMenjadi Pemimpin yang Baik, Ideal dan Bijaksana. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, bijaksana dan bisa mengayomi bawahannya, berikut cara yang bisa dilakukan.. 1. Pandai Mengontrol Emosi Foto: Daya. Emosi adalah sikap yang manusiawi tapi bagaimana kita bisa mengontrol emosi tersebut. Emosi dengan level rendah, akan mengeluarkan energi yang rendah juga.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menjadi seorang yang mampu bersikap adil itu bukanlah suatu hal yang gampang, menurut saya. Apalagi bagi seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Dalam hal memenuhi hak dari masing-masing orang yang dipimpin saja, sikap adil itu susah, namun bukan berarti tidak bisa diterapkan. Sikap tidak memihak atau tidak berat sebelah ini, memang butuh banyak belajar agar bisa diimplementasikan dalam suatu sebagai pemimpin dalam suatu organisasi, bagi diri sendiri saja, sikap adil itu kadang susah diterapkan. Saya yakin Anda paham apa yang saya menjadi pemimpin yang adil dalam suatu organisasi, maka ia harus peka terhadap semua orang yang dipimpin, harus banyak mendengar dan bersikap terbuka, sehingga dalam memutuskan suatu kebijakan atau keputusan bisa dinikmati oleh seluruh orang yang dipimpinnya, tanpa ada salah satu pihak yang dirasa menguntungkan atau pun dirugikan. Hematnya, semua harus sama dinikmati tanpa ada rasa kecewa di salah satu pihak. Namun, kenyataannya di lapangan, agak susah menemukan pemimpin yang benar-benar bersikap adil dalam arti yang sesungguhnya. Kita bisa lihat pemimpin-pemimpin dari berbagai organisasi tertentu, khususnya yang ada di Indonesia. Dalam memutuskan suatu kebijakan atau regulasi tertentu, ada saja yang merasa dirugikan. Di sisi lain, tidak sedikit juga pihak yang mendapatkan "sesuatu" yang lebih. Bahkan, dalam kaitannya dengan kepemimpinan dalam skala daerah, hampir tidak ada kepala daerah yang mampu berbuat adil terhadap rakyatnya. Tidak sedikit juga kepala daerah yang dalam membuat suatu regulasi atau kebijakan tertentu hanya menguntungkan kolega, kerabat dekat, atau orang yang mendukungnya di kala kampanye dahulu. Mungkin ada yang mengatakan bahwa ini sebagai bentuk "balas jasa", namun ia lupa bahwa masyarakat yang dipimpinnya bukan hanya yang pro dengannya melainkan juga yang kontra. Semuanya itu harus dirangkul dan diberikan hak yang sama dan seadil-adilnya, tanpa memandang pemimpin itu harus adil. Tidak boleh membedakan antara si A dan si B. Tidak boleh berat sebelah. Tidak boleh yang satu dianakemaskan, sementara yang lain dianaktirikan. Semuanya harus diperlakukan sama. Semuanya harus mendapatkan hak yang sama. Sebab, mereka juga merupakan bagian dari orang yang kita semua bisa menjadi pemimpin yang mampu berbuat atau berlaku adil bagi seluruh orang yang dipimpin. Tanpa terkecuali atau tanpa pilih kasih. Wallahu a'lam. Oleh Gunawan Lihat Humaniora Selengkapnya
Merekamembagi dengan adil dan bijaksana tanpa membeda-bedakan jumlah dan dari keturunan mana. Pembagian yang adil dan bijaksana diterima dengan baik oleh keturunan-keturunan Harun. Keadilan adalah tidak membedakan. Untuk itu diperlukan komitmen. Tanpa komitmen untuk bersikap adil, kita akan sulit bersikap seimbang karena faktor-faktor
Sebuahkeluarga punya 3 anak, 1 SMA, 1 SMP dan 1 SD. Untuk pembagian uang jajan, Sang Ayah harus adil atau bijaksana ? Pertama, jika ketiga anak diberikan uang Rp. 10.000 semuanya, rata. Berarti Sang Ayah berlaku adil terhadap ketiga anaknya. Kedua, jika anak yang SD diberi Rp. 10.000, SMP diberi Rp. 15.000 dan SMA diberi Rp. 20.000.
Pemimpinharus adil dan menjalankan amanah. Pemimpin merupakan salah satu instrumen yang harus dimiliki suatu negara. Memiliki kompetensi serta mau mendengar keluhan masyarakat menjadi modal penting bagi mereka. Akan tetapi, masih sering ditemui beberapa pejabat yang kurang cakap hingga kehilangan nuraninya.
.
  • 9sghssh5wj.pages.dev/51
  • 9sghssh5wj.pages.dev/222
  • 9sghssh5wj.pages.dev/969
  • 9sghssh5wj.pages.dev/857
  • 9sghssh5wj.pages.dev/772
  • 9sghssh5wj.pages.dev/718
  • 9sghssh5wj.pages.dev/681
  • 9sghssh5wj.pages.dev/933
  • 9sghssh5wj.pages.dev/469
  • 9sghssh5wj.pages.dev/151
  • 9sghssh5wj.pages.dev/32
  • 9sghssh5wj.pages.dev/758
  • 9sghssh5wj.pages.dev/287
  • 9sghssh5wj.pages.dev/895
  • 9sghssh5wj.pages.dev/792
  • seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap